Sukabumi, Selasa 23 April 2025 — Tradisi ngaliwet dan botram terus memikat hati masyarakat sebagai simbol kebersamaan dan kesederhanaan. Dengan lalaban segar, sambal pedas, ikan asin gurih, dan kerupuk renyah yang tersaji di atas alas daun pisang, momen makan bersama ini menjadi perayaan yang hangat dan penuh makna.
Ruslan Raya, pengamat sosial dari Mata Sosial, mengungkapkan bahwa tradisi ini memiliki nilai budaya yang tak ternilai. "Ngaliwet dan botram adalah ekspresi kebersamaan yang tulus, sekaligus refleksi cara kita menghargai kesederhanaan, " kata Ruslan di tengah acara botram yang digelar di daerah Sikabumi.
Ruslan juga menegaskan pentingnya melestarikan tradisi ini, terutama di tengah arus modernisasi yang sering kali memudarkan nilai-nilai kearifan lokal. "Tradisi ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang interaksi sosial dan kebersamaan yang sangat berharga bagi masyarakat kita, " tambahnya.
Dengan suasana akrab, botram berhasil menyatukan generasi tua dan muda. Melalui pengalaman makan bersama ini, masyarakat diajak untuk memperkuat ikatan sosial sambil menikmati kekayaan rasa kuliner lokal. Ruslan mengimbau generasi muda agar aktif dalam menjaga tradisi seperti ini sebagai warisan budaya yang mendalam.
Tradisi ngaliwet dan botram memang lebih dari sekedar acara makan bersama—ia adalah simbol kehidupan yang sederhana, penuh rasa hormat dan kekeluargaan. Sebuah warisan yang terus berkembang namun tetap setia pada akar budaya.